Dampak Ekonomi yang Menghancurkan

Judi juga memiliki konsekuensi ekonomi yang besar, baik pada individu maupun masyarakat secara umum.

Banyak kasus menunjukkan bahwa orang yang terlibat dalam judi berakhir dalam kemiskinan. Kehilangan uang akibat kekalahan dalam judi sering kali membuat seseorang terjerat utang. Bahkan, untuk melunasi utang tersebut, mereka rela menjual aset berharga atau meminjam uang dari rentenir dengan bunga tinggi, yang hanya memperparah kondisi mereka.

Ketika salah satu anggota keluarga terlibat dalam judi, seluruh stabilitas ekonomi keluarga dapat terguncang. Penghasilan yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan keluarga dialihkan untuk berjudi. Akibatnya, kebutuhan dasar seperti makanan, pendidikan, dan kesehatan menjadi terabaikan.

Dampak Judi terhadap Aspek Spiritual

Selain menghancurkan hubungan sosial, judi juga memiliki dampak yang sangat buruk pada kehidupan spiritual seseorang.

Perilaku judi sering kali membuat seseorang terfokus pada hasrat duniawi, sehingga melupakan kewajiban spiritualnya. Orang yang berjudi cenderung lupa berdzikir atau mengingat Allah. Bahkan, mereka kerap mengabaikan shalat karena pikiran mereka sibuk dengan strategi untuk menang atau menutupi kerugian. Ketika hati dipenuhi oleh ambisi duniawi, tidak ada ruang untuk ketenangan batin dan kedekatan dengan Sang Pencipta.

Salah satu ciri khas dari perilaku judi adalah ketidakpuasan. Sekalipun seseorang menang dalam permainan judi, ia akan terus merasa belum cukup. Ketamakan ini mendorongnya untuk terus berjudi hingga akhirnya ia terperosok ke dalam lingkaran kehancuran yang lebih dalam.

Pasangan akan lebih sering berbohong

Sikap jutek tidak ada untungnya dan membuat pasangan akan sering berbohong. Pasangan akan mencari segala cara untuk menghindar dari dirimu yang bersikap jutek padanya. Jadi, cara yang paling manjur adalah dengan berbohong. Mungkin awalnya pasanganmu hanya sering berbohong, tapi siapa tahu jika nantinya ia malah nekat meninggalkan kamu.

Demikian ulasan tentang lima dampak negatif akibat cowok jutek pada pasangan. Intinya, sikap jutek bisa membuat hubungan jadi tak sehat. Seharusnya sebagai cowok dirimu harus care terhadap pasangan, agar hubunganmu baren doi langgeng selamanya. Semoga dapat bermanfaat, ya!

Baca Juga: Hayo Ngaku, 5 Hal Ini Hanya Bisa Dimengerti oleh si Wajah Jutek

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Afifah, Nurul, and Nur Lailatul Musyafa’ah. “ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI ONLINE.” Maliya : JUrnal Hukum Bisnis Islam 9, no. 1 (2019): 118–37.

Aletheia, C I. ““Endorsement Dalam Mempengaruhi Citra Produk,.” ” Jurnal Manajemen: Untuk Ilmu Ekonomi Dan Perpustakaan 4 no 2 (2020): 1–7.

Alimah, Nur, Asti Sri Mulyani, and Temmy Fitriah Alfiani. “LEGAL PROTECTION OF CONSUMERS AGAINST THE CIRCULATION OF ILLEGAL AND DANGEROUS COSMETICS THAT HARM CONSUMERS IN INDONESIA.” Trunojoyo Law Review (TLR) 5, no. 2 (2023): 90–102.

Amaliyah Fadhillah Rohmah , Rudi Hermawan, S.H.I., M.S.I. “Tinjauan Hukum Islam Pada Praktik Kerjasama Peternak Bisnis Ayam Broiler.” Et-Tijarie: Jurnal Hukum Dan Bisnis Syariah vol 6 no 1 (2019).

Aminnullah, and Hanafi. “THE MODEL OF LEGAL CONTRACT BETWEEN COURIER AND EXPEDITION COMPANY IN PAMEKASAN REGENCY.” Trunojoyo Law Review (TLR) 6, no. 1 (2024): 1–16.

Ansori. “Implementasi Pengaturan Fasilitasi Pesantren Dalam Pengembangan Koperasi Pondok Pesantren Abstrak : Kata Kunci : Pendahuluan Pesantren Adalah Lembaga Pendidikan Islam Yang Dilaksanakan Oleh Komunitas Ummat Islam Di Indonesia , Pendidikan Pesantren Keagama.” Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law 4, no. 1 (2022): 109–22.

Arini, Nuraziza Dya, and Mohammad Karim. “Keabsahan Akad Jual Beli Menggunakan Bahasa Yang Berbeda Perspektif Hukum Islam Di Bangkalan” 2, no. 2 (2021): 110–17.

Ilmi Rosidah, Busro Karim. “Tinjauan Hukum Islam Dan UU No.8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Terhadap Pertanggungjawaban Pelaku Usaha Jasa Laundry.” Et-Tijarie: Jurnal Hukum Dan Bisnis vol 6 no 1 (2019).

Novera, Arfiana, and Meria Utama. Dasar-Dasar Hukum Kontrak Dan Arbitrase. Tunggal Mandiri, 2014.

Prajnaparamita, Kanyaka. “Perlindungan Tenaga Kerja Anak.” Administrative Law and Governance Journal 1, no. 2 (2018): 215–30. https://doi.org/10.14710/alj.v1i2.215-230.

Putri, Gayatri Hutami, and Bhina Patria. “Pengaruh Endorsement Selebriti Instagram Terhadap Minat Beli Remaja Putri.” Gadjah Mada Journal of Professional Psychology (GamaJPP) 4, no. 1 (2018): 33–41. https://doi.org/10.22146/gamajpp.45347.

Sa’adah, Khusnus, Syafrudin, and Achmad Otong Busthomi. “PEKERJA ANAK DI BAWAH UMUR MENURUT TINJAUAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH.” Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi Dan Ilmu Ekonomi 2, no. 1 (2019): 1–19.

Sanawiah, and Muhammad Zainul. “Hukuman Bagi Anak Menurut Ulama Dalam Perspektif Hukum Islam.” Jurnal Hadratul Madaniyah 5, no. 1 (2018): 1–12.

Shimp, Terence A. Periklanan Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Erlangga, 2007.

Trisnawati, Eva, Abdul Wahab, and Hamid Habbe. “Implementasi Etika Berdagang Dengan Sifat Siddiq, Tabligh, Amanah, Fathanah Pada Waroeng Steak and Shake Cabang Boulevard Makassar.” Economos : Jurnal Ekonomi Dan Bisnis 4, no. 3 (2021): 177–83. https://doi.org/10.31850/economos.v4i3.912.

Memicu tindakan kriminal

Bukannya untung, banyak pelaku judi online kerap merugi. Kemenangan yang didapatkan bisa saja tidak sebanding dengan kekalahan yang dialami sebelumnya.

Kehabisan uang dan candu judi online dapat membuat Anda sering meminjam uang ke sana-sini untuk bermain kembali. Akibatnya, Anda mungkin jadi terlilit utang dan sulit membayar tagihan.

Apabila segala cara telah dilakukan, Anda mungkin melakukan tindak kriminal dengan mencuri atau menipu orang lain untuk mendapatkan uang.

Menghambat Kemampuan Bahasa Anak

Kebiasaan main smartphone secara berlebihan adalah salah satu faktor risiko keterlambatan bicara (speech delay) yang paling umum, tapi jarang disadari orang tua. Hal ini karena penggunaan yang berlebih bisa membuat anak “ketergantungan” sehingga enggan melepaskan gadget.

Sebuah penelitian tahun 2018 melaporkan, durasi main handphone yang bertambah selama 30 menit per hari dikaitkan dengan peningkatan risiko gangguan bahasa ekspresif sebesar 2,3 kali lipat.

Gangguan bahasa ekspresif itu, Bun, adalah kendala berekspresi, di mana anak dapat memahami apa yang dikatakan orang lain, tapi sulit baginya untuk meramu kata dengan baik  untuk merespon perkataan orang tersebut serta kesulitan untuk mengatakan apa yang hendak ia katakan.

Kurangnya interaksi dengan orang lain bisa mengurangi perbendaharaan kata anak. Oleh sebab itu, setiap orang tua harus memperhatikan dan membatasi penggunaan gadget pada anak. Jika tidak segera ditangani, maka anak akan cenderung menutup diri dan enggan berbicara dengan orang lain.

Menumbuhkan Kepribadian Pasif

Ketika anak terlalu sering bermain handphone, bisa jadi mereka akan cenderung memilih untuk menatap layar dan menjauh dari interaksi dengan teman sebaya dan anggota keluarganya.

Sebagai akibatnya, kebiasaan ini dapat menghambat kemampuan anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif. Apabila hal ini dibiarkan berlanjut, pengaruh negatif tersebut dapat terbawa hingga masa dewasa.

Sebuah penelitian tahun 2018 dari Universitas Negeri Yogyakarta melaporkan bahwa anak-anak sekolah yang “kecanduan” main HP memiliki kepribadian yang cenderung lebih pasif, seperti individualis, tertutup, apatis (kurang peduli dengan sekitarnya), memiliki rasa sosial yang kurang, pola pikirnya cenderung irasional, suka mencari mudahnya saja, dan kurang mempunyai simpati.

Bagaimana cara melepaskan diri dari jerat candu judi?

Anda mungkin pernah mencoba berhenti judi. Meski begitu, kebanyakan orang malah berujung pada kegagalan karena ada dorongan kuat untuk mencobanya lagi dan lagi.

Untuk mengurangi keinginan berjudi online, langkah-langkah berikut dapat Anda coba lakukan.

Janganlah ragu untuk meminta bantuan psikolog atau psikiater bila Anda kesulitan berhenti judi.

Kecanduan judi bisa Anda atasi dengan terapi perilaku kognitif (CBT). Terapi ini bertujuan untuk mengurangi keinginan berjudi dan mengubahnya ke perilaku lain yang lebih sehat.

Penggunaan obat antidepresan mungkin diperlukan untuk mengatasi gejala depresi sedang dan berat pada seseorang yang mengalami kecanduan judi.

Namun, selalu konsultasikan dengan psikiater sebelum Anda memakai obat-obatan apa pun.

Judi adalah perbuatan yang telah lama dianggap sebagai tindakan yang merusak berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam berbagai literatur agama dan sosial, judi kerap digambarkan sebagai tindakan rijs, yang dalam bahasa Arab memiliki arti “kotoran manusia” atau sesuatu yang busuk. Secara moral dan spiritual, judi dinilai sebagai perbuatan yang membawa lebih banyak mudarat daripada manfaatnya.

Beragam dampak negatif akibat kecanduan judi online

Judi online kini tengah ramai diperbincangkan. Berbekal aplikasi layaknya permainan pada ponsel pintar, mereka bisa meraih jackpot atau kemenangan besar bila berhasil mendapatkannya.

Sama halnya dengan minuman keras dan narkotika, judi juga dapat menyebabkan kecanduan.

Kecanduan judi yang disebut juga gambling addiction atau gambling disorder merupakan salah satu bentuk dari gangguan mental yang dijelaskan dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition (DSM-5).

Berikut ini beberapa dampak negatif akibat judi online, yang memengaruhi kesehatan fisik dan mental, kondisi finansial, hingga hubungan sosial dari pelakunya.

Apa Dampak Anak Terlalu Sering Main HP?

Setiap gadget, baik itu HP, tablet, laptop, pada dasarnya dapat diibaratkan seperti dua mata pisau bagi anak. Di satu sisi, penggunaan gawai bisa memiliki dampak positif apabila dimanfaatkan dengan baik, tapi ada juga pengaruh buruknya yang perlu diwaspadai, Bun.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 30% anak berusia di bawah enam bulan sudah mengalami paparan gadget dengan rata-rata penggunaan sekitar 60 menit setiap hari.

Ketika mencapai usia dua tahun, 9 dari 10 anak memiliki paparan gadget yang lebih tinggi, yang berpotensi mengakibatkan anak mengalami gangguan ketergantungan layar gadget, yang dikenal sebagai Screen Dependency Disorder (SDD).

Berikut ini berbagai dampak negatif anak yang terlalu sering menggunakan gadget:

Mengganggu kesehatan mental

Seseorang yang kerap berjudi cenderung mengalami stres, kecemasan, dan depresi. Kondisi ini umumnya terjadi bila mereka merasa tidak mampu mengendalikan kebiasaan judinya.

Dikutip dari laman Mental Health Foundation, kemenangan ketika judi memengaruhi bagian otak yang melepaskan dopamin. Hormon ini bisa menciptakan perasaan senang dan bahagia.

Jika Anda kecanduan judi, aktivitas lain mungkin tidak akan membuat diri Anda merasa senang. Akhirnya, berjudi akan menjadi pelarian untuk mendapatkan sensasi tersebut.