Suatu hari ada seorang perempuan yang mengeluh karena pasangannya tidak terbuka ketika meminjam uang ke beberapa orang. Istrinya baru tau ketika hutangnya mulai menumpuk dan pada akhirnya menimbulkan konflik dengan pasangannya.

Meminjam uang, kelihatanya itu sederhana. Tapi, ketika kita sudah memiliki pasangan kemudian kita melakukannya ini akan menjadi awal dari kehancuran rumah tangga.

Ketidakjujuran pada pasangan akan menjadi awal yang akan menghantarkan pada kehancuran. Apalagi perkara hutang, keterbukaan adalah sesuatu yang harus dilakukan oleh pasangan suami istri.

Terkadang suami/istri mengganggap sepele perkara hutang. Karena alasan kebutuhan menjadi hal yang kadang kita abaikan. Kita melupakan bahwa kita memiliki pasangan.

Sejatinya pasangan kita adalah tempat kita untuk berbagi. Tempat kita untuk mengeluh, serta tempat kita untuk berdiskusi menyelesaikan persoalan rumah tangga.

Ketidaktauan pasangan kita dalam perkara hutang karena kita tidak terbuka kepadanya akan menjadi sebab retaknya rumah tangga bahkan tidak menutup kemungkinan sampai jenjang perceraian.

Hutang yang awalnya dianggap menjadi masalah pribadi pasangan ketika hutang itu semakin menggunung pada akhirnya akan menjadi beban bersama yang harus ditanggung.

Lagi-lagi keterbukaan merupakan kunci untuk menghindari kehancuran rumah tangga. Persoalan rumah tangga adalah persoalan bersama yang harus dihadapi dan diselesaikan dengan diskusi bersama pasangan.

Jangan kerja sendiri suami istri adalah tim yang harus bekerjasama untuk goal nya kebahagiaan dalam rumah tangga.

Setiap pasangan tentu menginginkan kebahagiaan dalam rumah tangganya. Tapi jangan banyak berharap ketika satu sama lain tidak saling terbuka.

Jangan pernah meremehkan sesuatu yang kecil dalam rumah tangga. Perkara yang kecil bisa menjadi besar atau sebaliknya yang besar bisa menjadi kecil tergantung bagaimana kita menghadapinya.

Lihat Sosbud Selengkapnya

Banyak alasan wanita kesulitan mempertahankan keperawanannya/ www.sumutpos.co Aku terlahir sebagai seorang wanita, dan kini aku berhasil merenungkan kehidupan wanita sejauh kemampuan berpikirku sendiri. Jika aku perhatikan, seseorang yang terlahir sebagai wanita itu semestinya merasa bahagia dan berterimakasih banyak kepada Tuhan. Wanita diciptakan dengan kelebihan-kelebihannya tersendiri.

Simbol ''Keindahan'' itu wanita, karena diantara laki-laki dan perempuan, hanya wanita yang cocok berambut panjang, memakai rok, bersandal jinjit, ber-make up, dan memakai asesoris. Suara wanita biasanya lebih halus daripada laki-laki, gemulai gerak-gerik dari wanita juga lebih lembut daripada laki-laki.

Salah satu kelebihan wanita yang luar biasa ialah kemampuannya membuahi hasil hubungan seksual atau unseksual/ kloning didalam rahimnya. Dan ini berlaku untuk hewan yang berjenis kelamin betina juga. Entah mengapa begitu ya? Bukti keadilan Tuhan kah terhadap makhluknya yang berjenis kelamin perempuan atau betina? Bisa jadi!

Di Indonesia sendiri, wanita menjadi maju tak lepas dari usaha RA. Kartini yang pernah memperjuangkan emansipasi kaumnya. Beruntung sekali dulu ada beliau. Jika tidak ada, barangkali Indonesia saat ini masih primitif. Dan mungkin hanya kaum laki-laki saja yang boleh merdeka dengan dunianya.

Dari judul diatas, aku sengaja membagi tiga fase kenapa seorang wanita bisa dikatakan hancur dalam hidupnya, diantaranya sebagai berikut!

1). Wanita yang kehilangan keperawanannya sebelum menikah!

Keperawanan memang tidak terlihat hanya saja dapat dirasakan oleh setiap orang yang berstatus sebagai wanita. Seseorang wanita yang belum menikah tetapi pernah melakukan hubungan seksual mereka akan mengalami yang namanya gangguan psikologis. Mendapati rasa kurang nyaman didalam jiwanya sendiri. Sekalipun senyum masih dapat ditemui dari lukisan wajahnya, akan tetapi tidak bisa dibohongi kalau wanita itu akan merasa kehilangan kesuciannya. Akan merasa murung terhadap dirinya, sedangkan keperawanan yang hilang sudah pasti tidak dapat dikembalikan lagi dengan cara apa pun.

Dampak yang diakibatkan perilaku seksual pranikah yaitu diantaranya berdampak pada psikologis. Salah satu dampak psikologis yang dialami yaitu kecemasan! Dampak psikologisnya yaitu menyesal, merasa bersalah dan berdosa, cemas akan terjadinya kehamilan, cemas akan terkena aids dan penyakit menular seksual lainnya, cemas ditinggalkan pasangan, cemas akan jodoh, cemas akan penghargaan buruk dari suami kelak jika menikah, cemas dilaporkan pada orang tua, cemas jika sendirian, depresi, mudah curiga pada pasangan, sensitif dan mudah marah pada pasangan , tidak bebas dalam mengungkapkan perasaan kesal dan marah, prihatin akan keadaaan pasangan , sering menangis, pesimis, malas, berpikir akan mati, senang karena bisa memberikan kepuasan pada pasangan. (Sumber)

2). Wanita yang krisis mendidik anak dan hanya menjadi robot oleh suaminya!

Kenapa demikian, dan apakah ada seperti itu? Jawabannya ada, bahkan banyak. Kebanyakan wanita mengalami krisis mendidik anak-anakya dikarenakan ia gagal sebagai ibu rumah tangga. Banyak alasan yang mengakibatkan kegagalan menjadi seorang ibu rumah tangga, diantaranya karena belum siapnya mental yang dimilikinya menjadi seorang ibu. Ini dapat terlihat nyata, diantara ibu-ibu yang mengurus anaknya masih melibatkan bantuan dari orang tuanya. Kurang mampunya memberikan kebutuhan dasar pada anak-anaknya disebabkan oleh keterbatasan ekonomi.

Menjadi robot oleh suaminya? Diantara ibu rumah tangga, masih ada yang hidup dibawah kekuasaan suaminya. Barangkali karena status suami yang lebih tinggi dari pada istrinya, mungkin si istri tidak bekerja dan mengandalkan biaya hidup dari suaminya. Memang dasar yang benar seperti itu, dimana laki-laki berkewajiban mencukupi kebutuhan didalam keluarganya. Akan tetapi, banyak fakta membuktikan istri pengangguran merasa kurang puas jika dipandang suami kurang produktif menghabiskan waktu hanya menganggur selain mengurus anak. Buktinya, masih tingginya wanita kita yang bekerja di luar negeri.

Lihat Sosbud Selengkapnya