Apa Saja Dampak dari Turnover Karyawan?

Tingginya turnover juga bisa mengganggu stabilitas organisasi dan mempengaruhi reputasi perusahaan di pasar kerja. Beberapa dampak buruk lainnya yang juga bisa terjadi karena turnover yang tinggi antara lain:

Turnover Tidak Sukarela (Involuntary Turnover)

Ini terjadi ketika perusahaan memutuskan hubungan kerja dengan karyawan, biasanya karena alasan kinerja yang buruk, pelanggaran aturan, atau pengurangan jumlah karyawan (PHK).

Gaji dan Beban Kerja yang Tidak Sepadan

Salah satu penyebab tingginya turnover karyawan adalah sistem penggajian dan nilai kompensasi yang tidak seimbang dengan tanggung jawab pekerjaan. Perusahaan dengan tingkat turnover rendah menyadari pentingnya memberikan gaji yang sesuai dengan keahlian karyawan sebagai bentuk penghargaan.

Cara memastikan kompensasi yang sesuai adalah dengan memberikan kenaikan gaji tahunan dan memantau praktik penggajian perusahaan lain, serta menerapkan bonus berdasarkan kinerja proyek.

Rekrutmen yang Salah

Ada kalanya pada saat rekrutmen yang dilakukan tim HRD tidak dicantumkan keterangan yang jelas terkait pekerjaan, sehingga calon pelamar kurang memahami pekerjaan yang nantinya akan dilakukan, dan mereka tidak bisa mendapatkan gambaran tantangannya.

Hal tersebut menyebabkan karyawan menjadi ingin lebih cepat keluar dari perusahaan. Oleh karena itu, sangat penting bagi anda untuk mencantumkan deskripsi pekerjaan secara jelas dan mempertahankan deskripsi pekerjaan tersebut.

Tidak Ada Jenjang Karier yang Jelas

Tanpa jenjang karier yang jelas, karyawan mungkin merasa tidak ada kesempatan untuk berkembang di perusahaan. Ini dapat meningkatkan turnover karena kurangnya motivasi dan keengganan untuk tetap berada di tempat yang tidak menawarkan kemajuan karier. Karyawan yang merasa terhambat dalam pengembangan karier mereka cenderung akan mencari kesempatan di tempat lain yang menawarkan jenjang karier yang lebih jelas.

Lakukan Rekrutmen Sesuai dengan Kebutuhan Karyawan

Untuk mengatasi masalah turnover, penting untuk memilih karyawan yang sesuai dengan kualifikasi dan cocok dengan budaya perusahaan. Observasi perilaku kandidat selama wawancara, berikan informasi tentang budaya dan alur kerja perusahaan, dan pastikan setiap klausul dalam kontrak kerja ditulis dengan jelas.

Tidak Menghargai Opini Karyawan

Opini yang diberikan oleh setiap karyawan sangatlah penting. Karyawan akan sangat senang apabila mereka diberikan kesempatan untuk melakukan sumbangsih pemikiran yang membuat perusahaan menjadi lebih berkembang.

Namun, jika pendapat atau opini karyawan tidak bisa didengar dengan baik, maka karyawan pun akan menjadi merasa tidak dihargai pendapatnya.

Jam Kerja yang Seimbang

Berikanlah karyawan Anda kesempatan untuk bisa menikmati hasil kerja kerasnya. Jangan biarkan mereka bekerja terlalu lama atau menghalangi mereka untuk mengambil hak cutinya. Bila terpaksa, berikanlah gaji lembur pada karyawan yang bekerja diluar jam kerja.

Apa itu Employee Turnover?

Employee turnover merujuk pada jumlah karyawan yang meninggalkan perusahaan pada periode waktu tertentu, biasanya satu tahun. Yang termasuk dalam perhitungan yaitu mereka yang mengundurkan diri atau resign, yang diberhentikan secara sepihak oleh perusahaan atau kena lay off, terminasi, pensiun, transfer lokasi, atau bahkan juga kematian. Turnover berbeda dengan atrisi. Ketika menghitung atrisi, pengurangan SDM dan terminasi tidak dihitung. Perusahaan sering menghitung laju employee turnover mereka sebagai sarana untuk memprediksi dampaknya pada produktivitas, layanan konsumen, atau bahkan semangat kerja karyawan.

Kesalahan dalam Proses Rekrutmen

Menemukan karyawan yang cocok dengan kebutuhan perusahaan adalah tantangan, tetapi mempekerjakan orang yang tidak sesuai dengan budaya atau nilai perusahaan dapat berdampak negatif.

Memilih karyawan yang tidak sesuai kriteria dapat menjadi beban, baik bagi perusahaan maupun karyawan, karena posisi yang tidak cocok dapat menciptakan tekanan dan ketidaknyamanan. Pada akhirnya ini bisa menyebabkan karyawan mundur dalam masa kerja yang singkat dan mengharuskan perusahaan untuk mencari pengganti lewat proses rekrutmen kembali.